Dapat menjalankan program dengan sukses dan bermanfaat merupakan harapan bagi semua mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), tidak terkecuali bagi mahasiswa pariwisata yang mengambil bidang keilmuan strata 1 (S1).
Meskipun tidak dituntut untuk membuat program yang spektakuler dan sempurna, namun mahasiswa biasanya selalu ingin melakukan yang terbaik agar bisa mendapatkan pengalaman yang lebih bernilai.
Sayangnya, seringkali mahasiswa yang hendak melaksanakan KKN masih belum mendapatkan gambaran mengenai program apa yang cocok diterapkan di tempat KKN nantinya, walaupun pihak kampus pastinya sudah memberikan pembekalan yang cukup banyak berkenaan dengan jenis, batasan-batasan serta saran dalam membuat program KKN yang sukses dan bermanfaat bagi masyarakat banyak, sesuai dengan salah satu dari tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat.
Oleh karena itu, pada artikel ini saya akan memberikan panduan mengenai apa yang harus diperhatikan dalam menentukan program KKN agar dapat sukses ketika pelaksanaannya nanti.
Karena saya hanya memiliki pengalaman KKN di bidang pariwisata saja, maka panduan ini didasarkan pada cara pandang mahasiswa pariwisata. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan panduan KKN ini juga dapat digunakan oleh mahasiswa dari bidang keilmuan lainnya, mengingat dalam pelaksanaan KKN, program kerja kelompok maupun individu tidak dibatasi pada bidang keilmuan.
Ketahui terlebih dahulu bagaimana sistem KKN yang akan anda ikuti
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun program KKN, terlebih dahulu anda harus memahami bagaimana sistem pelaksanaan KKN yang ditentukan oleh perguruan tinggi saudara.
Meskipun setiap perguruan tinggi memiliki sistem KKN yang berbeda-beda, tetapi terdapat beberapa prinsip umum yang diterapkan, berikut ini yang dapat saya rangkum:
1. Pendanaan
Dana untuk pelaksanaan program KKN biasanya dibebankan kepada mahasiswa yang melaksanakan KKN.
Namun, tidak menutup kemungkinan pihak kampus juga memberikan bantuan dana yang berasal dari tabungan KKN yang disisihkan dari SPP mahasiswa, dana dari pemerintah maupun kerja sama dengan pihak swasta.
Sebelum menyusun program, terlebih dahulu pahami bagaimana sistem pendanaan program KKN di perguruan tinggi saudara. Jika pendanaan dibebankan total kepada mahasiswa, maka pemilihan program serta perencanaan program akan berbeda jika dana program KKN ditanggung oleh pihak perguruan tinggi.
2. Program Kelompok & Program Individu
Dalam penyusunan program KKN, perhatikan juga apakah ada ketentuan yang mengatur mengenai program kelompok dan program individu.
Perlu diperhatikan apakah peraturan tersebut mengharuskan program kelompok dan program individu dilaksanakan secara terpisah atau boleh digabungkan dalam artian program individu dapat mengikut program kelompok melalui penambahan kegiatan – misalnya.
Selain itu, pastikan juga berapa jumlah minimal dari masing-masing jenis program, baik program kelompok maupun individu.
Dengan mengetahui dengan jelas mengenai peraturan kedua jenis program ini, saudara dapat menentukan strategi dan timeline pelaksanaan program kelompok maupun individu supaya tidak terjadi tabrakan waktu dan sumber daya.
Tidak jarang terjadi perselisihan antar anggota suatu kelompok KKN hanya gara-gara terjadi kesalahan komunikasi mengenai waktu pelaksanaan program.
3. Hari wajib aktivitas
Yang dimaksud dengan hari wajib aktivitas di sini adalah berapa hari seorang individu wajib melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat.
Bisa saja terdapat peraturan yang mengharuskan seorang mahasiswa yang melaksanakan KKN untuk wajib beraktivitas setidaknya 5 hari kerja.
Ini berarti, dalam log book (buku harian) mingguan 5 hari-nya wajib berisi dengan aktivitas yang menunjang pelaksanaan KKN.
Untuk rentang waktu pelaksanaan biasanya tidak terlalu kaku, mengingat terkadang suatu kegiatan bisa memakan waktu hingga 5 sampai 8 jam, tetapi ada juga kegiatan yang hanya memakan waktu 1 hingga 2 jam saja meskipun itu kegiatan penting seperti musyawarah dengan warga desa.
Jika sudah mengetahui berapa hari minimal seorang mahasiswa melaksanakan aktivitas KKN, maka dapat disusun perencanaan mengenai program satu kali dan program rutin agar kedua jenis program tersebut seimbang.
Jika terlalu banyak program yang dilaksanakan satu kali, maka konsentrasi dan masa persiapan akan memberatkan anggota KKN, begitu juga jika terlalu banyak program rutin yang dilaksanakan, maka sumber daya manusia atau anggota KKN akan terpecah-pecah dan variasi program pun menjadi lebih sedikit sehingga berdampak pada berkurangnya sasaran program KKN.
4. Ketentuan memilih narasumber
Beberapa program baik individu maupun kelompok bisa saja memerlukan narasumber dari pihak di luar anggota KKN. Misalnya ada program pelatihan pembuatan kerajinan tangan.
Dalam penentuan narasumber, perlu diperhatikan peraturan dan regulasi dari kampus. Yang paling penting, selalu berkomunikasi dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk meminta pendapat apakah narasumber yang diajukan oleh mahasiswa KKN sudah sesuai atau belum.
Sering saya temukan ada DPL yang merasa dilangkahi karena mahasiswa tidak melakukan koordinasi dalam penentuan narasumber ini. Biasanya masalah akan timbul jika narasumber bukan berasal dari kampus.
Jika ada dosen atau praktisi kampus yang mempunyai kemampuan di bidang program yang akan dijalankan, maka selalu utamakan untuk memilih narasumber yang berasal dari kampus saudara.
Tapi jika memang tidak memungkinkan, komunikasikan terlebih dahulu dengan DPL untuk meminta pendapat mengenai orang yang akan dijadikan narasumber tersebut.
Panduan dalam menyusun program KKN
Setelah anda mengetahui bagaimana sistem pelaksanaan program KKN yang diterapkan di perguruan tinggi saudara, sekarang saatnya kita beranjak untuk melihat apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan program KKN.
Beberapa poin di bawah ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi, observasi, serta panduan dari perguruan tinggi yang saya dapat selama proses persiapan dan pelaksanaan KKN.
Saya juga menyertakan beberapa contoh program yang dapat anda baca di bagian akhir dari artikel ini.
1. Pertimbangkan waktu pelaksanaan KKN
Setiap perguruan tinggi mempunyai peraturan tersendiri mengenai berapa lama mahasiswanya ditugaskan untuk melaksanakan KKN.
Biasanya, waktu pelaksanaan KKN berkisar antara 1 hingga 3 bulan. Dengan waktu yang bisa dibilang tidak terlalu lama ini, pilihlah program-program yang masa persiapannya kurang dari 70% waktu KKN.
Tentu hitungan ini tidak baku, tapi biasanya 1 minggu pertama dan 1 minggu terakhir merupakan waktu yang kurang efektif untuk melaksanakan program KKN.
1 minggu pertama adalah saatnya penyusunan program serta perkenalan dengan warga. Sehingga sulit sekali untuk langsung membuat program KKN, kecuali jika kebetulan ada kegiatan yang sebelumnya telah dirancang oleh warga dan mahasiswa KKN mau berkontribusi untuk acara tersebut, maka itu bisa dikatakan sebagai program KKN.
Pada 1 minggu terakhir, waktu yang tersedia sebaiknya digunakan untuk waktu cadangan jika ada program yang belum terlaksana. Jadi usahakan 1 minggu terakhir dari jadwal KKN saudara dikosongkan untuk program maupun acara-acara besar – kecuali acara perpisahan.
Dilihat dari ketentuan di atas, maka waktu efektif saudara untuk melaksanakan program KKN sudah bisa dihitung dan disesuaikan dengan waktu KKN yang ditentukan oleh kampus.
Jika waktu KKN maksimal 3 bulan, maka usahakan untuk membuat program dengan waktu persiapan tidak lebih dari 1 bulan saja. Perlu diingat bahwa masa persiapan yang terlalu lama akan membuat SDM kelompok kesulitan untuk melaksanakan program lainnya.
Begitu juga jika lama KKN yang saudara harus tempuh hanya 1 bulan, maka usahakan membuat program yang persiapannya maksimal 2 minggu saja.
2. Pilih sasaran program KKN dengan tepat dan spesifik
Pada perencanaan program KKN, perlu dipertimbangkan sasaran program secara spesifik. Jika suatu program tidak mempunyai sasaran yang spesifik, maka kebermanfaatan program tersebut tidak akan terlalu besar.
Sasaran bisa berupa manusia maupun benda. Beberapa sasaran yang saya maksud pada penjelasan di atas misalnya:
- Masyarakat umum (dewasa, remaja, tua)
- Ibu-ibu rumah tangga (bisa dibagi per-RT ataupun per-komunitas)
- Bapak-bapak (bisa dibagi per-RT ataupun per-komunitas)
- Pelajar (bisa lebih spesifik, pelajar SMA, SMP, SD, TK maupun PAUD atau spesifik pada gender Laki-laki atau Perempuan)
- Lingkungan (bisa lebih spesifik lingkungan RT1, RT2, RT3 ataupun lingkungan sungai, danau, sawah, dll maupun fasilitas umum seperti lapangan voli, lapangan bola kaki, kantor desa, dll)
- Anak-anak (ini biasanya untuk program yang tidak berkaitan dengan pihak sekolah, misalnya belajar melukis, fotografi, dll)
Jika saudara sudah mendapat gambaran mengenai sasaran program secara spesifik, maka dapat disusun konten program, narasumber serta pendanaan secara tepat.
Usahakan agar pada satu kelompok terdapat satu program untuk sasaran-sasaran di atas. Jika ada salah satu sasaran yang tidak terpenuhi, misalnya tidak ada satu program pun dalam kelompok KKN saudara yang dibuat untuk warga RT1 padahal warga RT lainnya mendapatkan program dari kelompok KKN saudara, maka hal itu bisa memicu ketidakpuasan dari warga.
Meskipun hal itu tidak terlalu berpengaruh pada nilai yang akan saudara dapat, tetapi usahakan untuk tetap menjaga nama baik kampus dengan tetap mempertimbangkan kemerataan dari program kelompok maupun individu yang saudara buat.
Jika dilihat dari daftar sasaran di atas, rasanya mungkin terlalu banyak yang harus diperhatikan, sementara waktu pelaksanaan, dana serta sumber daya manusia yang dimiliki kelompok KKN tidak terlalu banyak.
Bagaimana mengatasinya?
Jawabannya adalah cukup buat program sederhana yang tidak memerlukan banyak waktu, dana maupun sumber daya manusia. Program tersebut misalnya mengajar anak-anak ketika sore hari (di waktu senggang), membersihkan lingkungan bersama karang taruna maupun komunitas pemuda dan program lainnya yang bisa dilakukan tanpa perencanaan yang lama dan dana yang tidak terlalu banyak.
3. Buat daftar kemampuan dan kelebihan masing-masing anggota KKN
Khususnya jika saudara adalah ketua kelompok KKN, maka usahakan untuk membuat daftar apa saja kemampuan dari tiap-tiap individu dalam kelompok KKN saudara dan apa saja kelebihan (selain kemampuan teknis) yang dimiliki, misalnya mempunyai komunitas, mempunyai ayah yang seorang pemilik usaha besar, dan lain sebagainya.
Daftar ini akan sangat berguna dalam proses pelaksanaan setiap program KKN kelompok maupun individu.
Misalnya jika ada anggota KKN yang mempunyai kemampuan dalam desain grafis, maka anggota tersebut bisa diminta untuk menjadi narasumber atau dia sendiri yang membuat program pelatihan desain grafis tersebut.
Selain kemampuan teknis, perlu juga didaftar anggota-anggota yang mempunyai kelebihan dalam berbagai bidang. Misalnya, ada anggota yang mempunyai komunitas tari, maka anggota komunitas tari tersebut bisa diminta untuk mengisi program-program yang membutuhkan hiburan tarian.
Selain itu, anggota kelompok yang mempunyai keluarga maupun saudara pemilik perusahaan atau toko besar juga harus didata. Dengan kedekatan personal antara anggota kelompok dan pemilik usaha besar ini diharapkan pada saat suatu program kelompok atau individu memerlukan pendanaan, maka bisa mengajukan ke perusahaan yang dimiliki oleh keluarga dan saudara dari anggota kelompok KKN.
Ini bukan bermaksud untuk melakukan nepotisme, tapi lebih ke proses lobbying.
Biasanya jarak antara penyusunan program KKN dengan waktu pelaksanaan program tidak terlalu lama. Bayangkan jika kelompok saudara harus membuat program besar dan ingin mengajukan dana ke perusahaan yang tidak ada hubungan secara personal maupun institusional dengan kelompok KKN atau kampus saudara, tentu akan cukup berat bagi perusahaan tersebut untuk memberikan pendanaan, terutama jika tidak ada keuntungan langsung yang mereka dapat.
4. Pertimbangkan Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang kelompok saudara miliki
Untuk membuat suatu program KKN yang baik dan sukses, diperlukan SDM yang pas untuk mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi acara.
Jumlah SDM yang diperlukan bervariasi tergantung besaran program dan jumlah peserta yang ikut.
Dalam penyusunan program KKN, sangat penting untuk memperhatikan dan memperhitungkan berapa orang yang diperlukan untuk melaksanakan suatu program.
Jangan terlalu mengandalkan bantuan dari pihak luar kelompok, seperti pemuda desa maupun karang taruna. Ini bukan berarti kita tidak memiliki kepercayaan kepada mereka, tetapi dikhawatirkan akan terjadi tabrakan acara antara kelompok KKN dan pemuda ataupun karang taruna tersebut.
Jika suatu program sudah dipertimbangkan dengan matang berapa orang yang diperlukan, maka dapat dilaksanakan beberapa program bersamaan dalam satu hari dan memang ini tidak masalah mengingat banyaknya sasaran dan keinginan dari masing-masing individu untuk memberi manfaat kepada warga.
Catatan: HARUS ada minimal 1 orang yang benar-benar bebas dari program setiap harinya. Bisa ditentukan melalui jadwal piket. 1 orang ini bisa bertugas untuk menjaga posko KKN jika sewaktu-waktu ada inspeksi dari DPL maupun pihak kampus, atau bisa juga dipersiapkan untuk cadangan kalau saja ada program yang memerlukan anggota tambahan.
5. Pilih program yang membutuhkan dana paling sedikit
Terutama jika dana KKN dibebankan total kepada mahasiswa, maka pemilihan program sangat perlu memperhatikan dana yang dibutuhkan untuk persiapan, pelaksanaan maupun evaluasi nya.
Dengan memilih program yang membutuhkan dana paling sedikit, bukan berarti kebermanfaatan program tersebut menjadi berkurang.
Misalnya jika dibandingkan antara program pengadaan gapura dengan program pembersihan sungai bersama warga, kebermanfaatan yang lebih besar bisa saja program pembersihan sungai.
Pengalaman saya sendiri, program pengadaan gapura bisa mencapai 10 hingga 20 juta sementara pada pembersihan sungai meskipun memerlukan konsumsi, tetapi hal itu bisa dikurangi dengan membuat konsumsi bersama warga.
Selain memilih program, kebutuhan dana bisa dikurangi dengan cara mensiasati program yang memang benar-benar ingin dilaksanakan. Misalnya kelompok anda ingin benar-benar membuat program pengadaan gapura, kebutuhan dana bisa diminimalisir dengan cara memilih bahan gapura yang lebih murah atau bergaya tradisional misalnya dengan menggunakan bambu.
Tentu perlu diperhatikan apakah kebermanfaatan program yang kita “siasati” tersebut tetap sama atau malah menjadikan program tersebut tidak bermanfaat.
Selain itu, pertimbangkan dengan matang apakah suatu program memerlukan konsumsi atau tidak (meskipun itu hanya sekadar makanan ringan / jajanan pasar).
Program bertema sosialisasi atau pelatihan tidak selalu membutuhkan konsumsi, minta pendapat dan berkonsultasi lah dengan tokoh-tokoh desa apakah suatu program bisa diadakan tanpa konsumsi atau tidak.
Tidak jarang juga bahkan warga bersedia untuk membantu konsumsi karena memang sangat tertarik dengan program yang akan diadakan oleh kelompok maupun individu anggota KKN.
6. Kenali bagaimana kebiasaan target sasaran program KKN saudara
Suatu program KKN yang sukses ditentukan oleh banyak faktor, mulai dari kesiapan, dana, SDM dan juga sasaran program itu sendiri.
Maksud dari kebiasaan target sasaran di sini adalah untuk menentukan konten apa yang cocok, waktu pelaksanaan yang pas dan narasumber yang tepat untuk mengisi program tersebut.
Misalnya jika saudara ingin membuat program KKN yang mentarget ibu-ibu RT1, maka komunikasikan terlebih dahulu dengan ketua RT atau tokoh yang mewakili ibu-ibu RT1.
Mintalah informasi seputar kapan ibu-ibu RT1 mempunyai waktu luang, di mana biasanya diadakan acara untuk RT1 dan apakah narasumber dengan ketentuan dari kelompok KKN cocok dengan ibu-ibu RT1 serta hal lainnya yang menunjang pelaksanaan program.
Kejadian yang paling buruk dari suatu program KKN yang tidak dikomunikasikan terlebih dahulu dengan tokoh yang mewakili target sasaran adalah tidak hadirnya sebagian besar peserta yang diundang.
Berdasarkan pengalaman saya, ketidaksesuaian antara waktu pelaksanaan program dan kebiasaan dari target sasaranlah yang membuat kehadiran peserta menjadi sedikit.
7. Ketahui dengan baik kondisi lingkungan tempat KKN saudara, apa potensi dan kekurangannya?
Mengetahui secara jelas apa yang dibutuhkan oleh warga adalah salah satu hal yang bisa menjadikan perencanaan program KKN dapat benar-benar menghasilkan ide program yang bermanfaat untuk warga.
Untuk itu, perlu dilakukan observasi dan pengamatan mendalam ke target sasaran yang salah satunya adalah lingkungan sekitar tempat KKN.
Hasil dari pengamatan terhadap kondisi lingkungan dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan program untuk memaksimalkan potensi lingkungan maupun untuk menjadikan lingkungan yang kurang baik menjadi lebih baik.
Selain melakukan pengamatan secara mandiri, perlu juga dilakukan wawancara ataupun pengumpulan informasi ke kepala desa, kepala dukuh maupun warga sekitar untuk melihat keluhan dan potensi apa yang mereka lihat dari lingkungan sekitar mereka.
Setelah mendapat potensi dan kekurangan dari lingkungan, perencanan program KKN yang menyasar lingkungan dapat dilakukan, tentunya dengan mengacu pada beberapa pertimbangan yang sudah saya sebutkan di atas.
Contoh program KKN Individu & Kelompok yang bisa menjadi pertimbangan saudara
Saya sebenarnya tidak berkeinginan untuk memberikan contoh program KKN terutama karena harapan saya dengan 7 bahan pertimbangan di atas, saudara bersama kelompok KKN dapat menyusun program yang tidak hanya ikut-ikutan dengan program sebelumnya.
Contoh-contoh program di bawah ini merupakan program-program yang kami laksanakan di kelompok III KKN STP AMPTA Yogyakarta angkatan IV tahun 2015.
Program yang kami laksanakan di bawah ini tentunya belum bisa dikatakan sempurna. Oleh karena itu, contoh program KKN di bawah ini dapat saudara jadikan sebagai acuan ataupun gambaran untuk membuat program yang jauh lebih baik dan jauh lebih bermanfaat.
- Sosialisasi Makanan 4 Sehat 5 Sempurna
- Pelatihan Seni Tari
- Pelatihan Penulisan Fiksi + Lomba Menulis Fiksi
- Belajar Bahasa Jepang
- Pemutaran Film Edukasi
- Pendampingan TK1.
- Jalan Sehat
- Video Pulerejo
- Peta Kerja Pedukuhan Pulerejo
- Bak Sampah
- Pemasangan Plang PERDA Tanah Kas Desa
- Pemasangan Plang di Area Masjid dan Asrama Pesantren Baitussalam
- Pengadaan Papan Nama Ketua RT dan Ketua RW
- Penyuluhan Gosok Gigi + Pembagian Sikat Gigi Gratis
- Talk show Pariwisata
- Turnamen Voli Antar RT
- Peringatan Sumpah Pemuda
- Posyandu Balita
- Pentas Seni & Nonton Bareng
- Revitalisasi Gerobak Sampah
- Lomba Mengecat Pos Ronda
- Kerja Bakti
- Pemanfaatan Limbah Tripleks
- Pelatihan Design Grafis
- Pelatihan Bisnis Online
- Re-packaging Minuman Instant Pulerejo
KKN adalah sarana pembelajaran yang paling berkesan
Ada ungkapan lucu dan cukup mengena yang mengatakan bahwa “kamu belum mengenal sifat seseorang sampai kamu satu kelompok KKN dengan dia”.
Ya, KKN bisa jadi merupakan sarana dimana kita bersosialisasi dengan “dunia nyata” secara langsung sekaligus dapat menemukan hal-hal baru dari teman-teman kuliah yang selama ini belum kita kenal secara baik meskipun satu kelas dengan kita.
Gunakan setiap waktu yang tersedia selama KKN untuk mempelajari hal-hal baru yang dapat bermanfaat dan menunjang pencapaian cita-cita serta karier impian saudara.
Selamat melaksanakan KKN
Salam #PesonaIndonesia!
Terimakasih banyak panduannya kak. Itu program KKN yang kakak contohkan bisa untuk program individu dan kelompok ya?
Sama-sama.
Iya. itu bisa dijadikan sebagai program kelompok ataupun individu. Yang penting disesuaikan dengan kondisi SDM dan dana.
Ka saya butuh masukan mengenai program individu apa yg cocok untuk anak anak yg putus sekolah dan bagaimana agar program tersebut dapat berjalan secara terus menerus?
haloo kak,
mau diskusi melalui instagram bisa kak biar lebih mudah ?